Budayakan Ramah Lingkungan Sejak Dini
Alam dan segala kondisinya adalah masa depan generasi kita. Kita
merusak alam hari ini berarti merusak masa depan anak dan cucu
kita. Sebenarnya Tuhan sudah menjadikan hal yang istimewa bagi kita. Apa
yang kita inginkan selalu dipenuhi oleh alam. Tapi ibarat petatah, air
susu di balas dengan air toba. Tuhan menyediakan alam menyajikan namun
kita menghancurkan.
Oleh karena bukan hanya kita yang harus tahu
diri menjaga alam, namun juga anak dan generasi kita. Ajari mereka sejak
kecil tentang pentingnya menghargai alam sepandai mereka menghargai
cita-cita mereka. Yakinlah profesi luhur, intelektualitas hebat tak akan
banyak berfungsi jika bumi dan alam ini kering kerontang. Air tercemar,
udara penuh polusi dan lautan penuh residu beracun. Siapkan anak kita
sejak dini untuk menjadi generasi pro go green. Mungkinkan?. Jawabnya
SANGAT MUNGKIN. Caranya?. Perhatikan tips di bawah ini sebagaimana dipublikasikan di sekolah123.com.
- Melatih kebiasaan mematikan barang- barang elektronik yang tidak dipakai
Biasakan si kecil untuk mematikan alat- alat elektronik seperti TV dan komputer setelah ia gunakan. Biasanya si kecil langsung meninggalkan TV jika acara sudah tidak menarik atau ingin bermain mainan yang lainnya. Ingatkan si kecil untuk mematikan TV dengan bahasa yang halus. Contohnya seperti, “Adek TV-nya dimatikan dulu, kasihan TV-nya capek dari tadi gak tidur.”. Trik lainnya adalah jangan biasakan si kecil untuk selalu bermain dengan alat elektronik, ajak si kecil bermain hal- hal lain yang lebih edukatif seperti bermain puzlze, bermain boneka, membacakan si kecil dongeng agar imajinasinya terbentuk, atau mini outbound.
- Melatih kebiasaan untuk menghemat air
Biasakan si kecil untuk hemat air seperti menutup kran jika air sudah penuh, tidak membuang- buang air, dan tidak membiasakan si kecil mandi di bath up. - Ajak si kecil untuk berkebun dan menanam pohon
Bagi anak- anak kegiatan berkebun adalah suatu hal yang sangat menarik dan menyenangkan. Memang kegiatan berkebun adalah kegiatan yang cukup kotor, tapi bagi mereka itu tidak masalah. Berkebun berarti mengajak mereka untuk menyatu dengan alam. Libatkan mereka dari kegiatan menanam dan merawat tanaman yang mereka tanam. Secara tidak langsung maka akan membentuk rasa cinta mereka pada tanaman yang mereka tanam dan hal tersebut akan menjadi suatu titik awal rasa cinta mereka pada alam. - Melatih kebiasaan untuk membuang sampat di tempatnya
Kita sering sekali melakukan kegiatan tidak terpuji ini, yaitu membuang sampah sembarangan. Mungkin bagi kita itu hal yang sepele,halah cuma bungkus permen. Tapi hal tersebut tidak kita lakukan sekali atau dua kali, tapi berkali- kali. Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya merupakan hal yang sepele tapi cukup vital, karena secara tidak langsung akan berpengaruh pada kesehatan lingkungan dan kesehatan kita. Maka dari itu ingatkan si kecil untuk membuang sampah pada tempatnya. - Melatih si kecil untuk memilah sampah organik dan anorganik
Melatih si kecil untuk memilah sampah organik dan anorganik dapat dilakukan secara bersamaan dengan melatih kebiasaan si kecil membuang sampah pada tempatnya. Namun, kita harus menyediakan tempat sampah yang berbeda antara organik dan anorganik, kita dapat mengecat tempat sampah organik dengan warna hijau dan sampah anorganik dengan warna kuning. Setelah itu untuk prakteknya kita beri contoh terlebih dahulu pada si kecil. Seperti,” adek kalau mau buang bungkus permen di tempat sampah yang warna kuning ini ya.”
Namun untuk membiasakan hal- hal tersebut
terkadang sangat sulit. Anak- anak butuh suatu dorongan tertentu. Maka
untuk mengatasi hal tersebut kita dapat menggunakan sistem Award and
Punishment. Contohnya untuk membiasakan diri membuang sampah pada
tempatnya, kita mempunyai perjanjian kalau si kecil berhasil membuang
sampah pada tempatnya selama sebulan penuh maka akan diberi hadiah. Itu
salah satu cara agar si kecil mau membiasakan diri untuk melakukan hal-
hal di atas. Tapi sebenarnya hal yang paling penting untuk membiasakan
si kecil Go Green adalah menjadikan keluarga sebagai panutan, karena
anak- anak memiliki kebiasaan meniru. Maka, jadilah panutan yang baik
untuk si kecil (indonesiatimes.co.id)
Komentar
Posting Komentar